Muhasabah Diri
Yaitu Instropeksi diri atau upaya diri terhadap kebaikan dan keburukan pada semua aspek (aspek ibadah, aspek pekerjaan, aspek usia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), muhasabah diri artinya introspeksi. Secara etimologis, muhasabah merupakan bentuk mashdar (bentuk dasar) dari kata hasaba-yuhasibu yang kata dasarnya hasaba-yahsibu atau yahsubu yang berarti menghitung. Orang akan mau melakukan muhasabah karena keyakinan bahwa Allah SWT akan menghitung amal semua hamba-Nya. Jika amal seseorang baik maka akan mendapatkan balasan dari Allah kebaikan juga. Dan sebaliknya jika amalan seseorang itu buruk maka balasan yang buruk juga dari Allah.
Dengan melakukan muhasabah diri seorang manusia akan membuka hati dan menyadari segala dosanya. muslim yang taat akan bertaubat dan tak mengulangi kesalahannya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr: 18).
Tujuan muhasabah diri :
- Menjadi hamba yang taqwa. Muhasabah akan membantu menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi;
- Taubat. Muhasabah yang benar mengantarkan kepada taubat yang akan diawali dengan penyesalan;
- Menambah energi untuk beribadah. Energi tambahan yang dibutuhkan saat mengerjakan seluruh perintah Allah SWT.
Cara muhasabah diri:
- Bersahabat dengan orang saleh. Memiliki teman yang saleh amat dibutuhkan. bisa saling mengingatkan agar senantiasa bermuhasabah dan menghindari segala larangan Allah SWT;
- Tidak menutup diri dari masukan orang lain. Jika ada suatu pendapat yang baik walaupun datang dari orang bawah tetap dilaksanakan;
- Menyendiri. Bentuk evaluasi dan introspeksi diri yang berguna adalah dengan menyendiri saat bermuhasabah. Maimun bin Mihran, beliau berkata: “Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya.” (HR Tirmidzi).
Semoga informasi mengenai pentingnya muhasabah ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
Kontributor:
Yusti Sugini (Perpustakawan UAD Kampus 4)