Belajar Adab Bekerja, Agar Mendapatkan Ridho-Nya

Bekerja merupakan sebuah ibadah amaliyah yang dijalankan oleh sebagian besar orang untuk kepentingan duniawi. Namun ada juga yang meniatkan bekerja untuk mengharapkan keridhoan Allah SWT. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa bekerja akan membuat seseorang lebih dicintai oleh Allah SWT. Dari Ibnu Umar r.a bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang bekerja dengan giat”. (HR. Imam Tabrani)

Kemudian dalam hadis lain juga dikemukakan bahwa dengan bekerja, dapat membuat kita terhindar dari azab neraka.

Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, ‘Kenapa tanganmu?’ Saad menjawab, ‘Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku.” Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, ‘Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka” (HR. Tabrani)

Namun begitu, tidak semua pekerjaan mulia di mata Allah. Pekerjaan yang diridhoi oleh Allah adalah pekerjaan yang dilandasi oleh adab dan etika tertentu, seperti:

  • Diniatkan Ikhlas Karena Allah SWT (Lillahi Ta’ala)

Tidak hanya ibadah yang harus diniatkan semata-mata karena mengharap ridha dari Allah SWT, akan tetapi dalam bekerja juga harus meluruskan niat yang hanya boleh ditujukan semata-mata untuk ridha Allah SWT. Artinya kita memahami bahwa bekerja tidak melulu soal mencari kegiatan, uang dan keuntungan tapi lebih daripada itu, adalah kewajiban seorang manusia kepada Allah SWT untuk bekerja, untuk mencari nafkah, serta untuk menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya, seperti zakat, infak dan shodaqah.

  • Bekerja Dengan Tekun Dan Sungguh-Sungguh (Itqon)

Totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang mendasar, karena dari sini terlihat seberapa profesional kita dalam melakukan pekerjaan. Esensi dari bekerja adalah bagaimana kita memenuhi kewajiban-kewajiban kita dalam pekerjaan yang kita lakukan seperti kehadiran yang tepat pada waktunya, menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan yang kita tanggung, tidak menunda-nunda terlebih mengabaikan pekerjaan yang kita tanggung.

Sebuah hadits diriwayatkan oleh Aisyah ra mengenai hal ini, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (menyempurnakan) pekerjaannya.“ (HR. Thabrani).

  • Mengutamakan Kejujuran Dan Amanah Dalam Bekerja

Setiap pekerjaan yang kita lakukan pastinya butuh pertanggungjawaban baik dihadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia. Oleh karena itu menjaga keridhoan Allah dan kepercayaan konsumen atau klien sangatlah penting karena kesuksesan kita juga bergantung dari kepuasan dan kepercayaan mereka dengan cara menjadi pekerja yang jujur dan amanah.

  • Memahami Dan Menerapkan Etika Sebagai Seorang Muslim

Islam adalah agama yang memiliki etika dan adab yang sangat menjunjung tinggi kesopanan maupun kehormatan seseorang. Dalam bekerja, etika sangat penting dilakukan agar dalam bekerja kita mencerminkan seorang muslim yang santun dalam berbagai hal mulai dari  tutur kata dalam memilih bahasa saat berbicara, bertegur sapa, berpakaian, berinteraksi bergaul dengan rekan maupun klien, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan kegiatan lainnya.

Etika ataupun akhlak yang diterapkan dalam pekerjaan merupakan suatu perwujudan dari kesempurnaan iman seorang mu’min. Rasulullah SAW mengatakan dalam sebuah hadis, “Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya.” (HR. Turmudzi).

  • Tetap Memegang Teguh Prinsip-Prinsip Syariah

Selain menjaga etika atau akhlak, seroang muslim juga wajib untuk tetap memegang teguh prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang digelutinya. Semakin pesatnya kemajuan jaman, prinsip-prinsip syarah dalam bekerja memang akan semakin sulit karena berkaitan dengan kemajuan, keuntungan dan penghasilan lebih dari pekerjaan yang kita lakukan namun hal ini menjadi tantangan bagi iman seorang pekerja supaya senantiasa meningkatkan keimanan dan mempertahankan kehalalan suatu pekerjaan serta meninggalkan hal-hal yang haram.

  • Menghindari Syubhat

Syubhat adalah sesuatu yang kehalalan dan keharamannya masih diragukan dan samar yang berasal dari internal maupun eksternal. Contohnya seperti pemberian dari pihak luar yang terdapat indikasi memiliki kepentingan khusus di luar keprofesionalan, kemudian seperti bermitra kerja atau bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum telah diketahui kedzaliman atau pelanggarannya terhadap syariah.

Sebuah hadis mengisahkan tentang syubhat, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan…” (HR. Muslim)

  • Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Persaingan dalam pekerjaan pasti bisa saja terjadi namun perlu diingat ukhuwah islamiyah antara sesama muslim adalah wajib hukumnya untuk senantiasa kita jaga dan pererat. Hal-hal yang sekiranya akan menimbulkan ketidak harmonisan atau bahkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin harus dihindari agar Islam tetap satu dan sesama Muslim tetap memiliki hubungan silaturahmi yang baik.

Demikianlah beberapa adab bekerja dalam Islam  yang harus difahami dan juga diterapkan dalam bekerja sehari-hari supaya cara bekerja dan juga pekerjaan kita senantiasa mendapatkan keberkahan dan keridhoan-Nya.

Referensi :

https://dalamislam.com/akhlaq/adab-bekerja-dalam-islam. Diakses pada 23 Mei 2023 pukul 09.23 WIB.

Kontributor :

Nurshifa Fauziyah (Pustakawan Kampus 3)