New Age Movement (NAM)

Peningkatan spiritual juga dapat dilatarbelakangi oleh rasa frustasi dalam menyikapi kehidupan. Rasa frustasi akan muncul ketika tidak terdapatnya manajemen dalam sebuah kehidupan yang berdampak kuat terhadap kestabilan jiwa (Naan, 2018). Senada, secara sosiologis meningkatnya praktik New Age Movement (NAM) dilatar belakangi adanya tekanan kehidupan modern yang serba cepat dan instan. Tawaran-tawaran spiritualitas menggoda manusia modern yang rindu hidup tenteram dan damai hatinya (Suteja, 2009).

Praktik NAM mudah diaplikasikan dan bersifat universal seperti meditasi, perenungan, dan afirmasi positif yang diyakini sebagai alternatif cara untuk menyembuhkan penyakit yang berasal dari jiwa dan pikiran. Tidak mengherankan jika banyak orang yang tertarik untuk mengikutinya. Selain itu, alasan NAM tumbuh subur dilatarbelakangi oleh rasa kecewa terhadap agama yang ada. Stereotip agama di masyarakat identik dengan penyebab terjadinya pertumpahan darah, dogmatis, eksklusif, penghambat kemajuan, mempersempit langkah, membuai  manusia  dengan  ilusi surga di  akhirat serta  membatasi dengan hukum  halal  dan  haram (Sirnopati, 2020).

Gerakan yang pertama kali tercetus pada tahun  1960 mengadopsi rasionalisme Barat dan mistik spiritual daru Timur menekankan aspek pengamalan batiniah dan mengabaikan aspek formal, struktural dan lahiriah. Ciri utama NAM adalah penolakan terhadap agama formal, karena dipandang cenderung mengekang kebebasan individu. Salah satu aspek NAM lebih kontroversial menyangkut komodifikasi agama dan kebebasannya untuk mengambil ide dan praktik spiritual dari tradisi lain. NAM adalah bagian dari apa yang digambarkan sebagai supermarket konsumen religius yang berkembang pesat dalam persaingan dan penawaran berbagai komoditas spiritual. Prospek yang sakral dalam sekuler, yaitu menemukan dimensi agama di dunia di luar agama (York, 2001).

Referensi:

Naan. (2018). Motivasi Beragama dalam Mengatasi Frustasi. Syifa al-Qulub, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.15575/saq.v3i1.3138

Pals, D. L. (2012). Seven Theories of Religion (terjemahan) (Cetakan 2). IRCiSoD.

Sirnopati, R. (2020). New Religious Movement: Melacak Spiritualitas Gerakan Zaman Baru du Indonesia. Tsaqofah, 18(02), 167. https://doi.org/10.32678/tsaqofah.v18i02.3657

Suteja, H. (2009). Posmodern, New Age and Sufism: (SSRN Scholarly Paper ID 1488554). Social Science Research Network. https://doi.org/10.2139/ssrn.1488554

Kontributor:

Ana Pujiastuti (Pustakawan UAD Kampus 4)