Pengajian Dosen Karyawan UAD

Ustadz: Bapak Muclas Abror

Bulan Romadhon adalah Bulan Suci yang kehadirannya senantiasa dinantikan umat Islam.Dalam bulan Ramadhan tahun ini ( 1441 H), kita berpuasa di tengan pandemic covid 19 atau wabah corona, tapi tetap kita sambut dengan kesyukuran,  kesabaran, keikhlasan , ketahanan uji dan semakin mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan Keridhoan-Nya, dan ketaqwaan yang terus meningkat.

Virus Covid 19 menjadi pandemic disebabkan beberapa factor antara lain :

  1. Penyebaran cepat karena proses penularannya mudah.
  2. Penyebarannya tidak mudah dideteksi dan
  3. Sikap apresiasi sebagian masyarakat terhadap potensi dan mudhorot yang disebabkan covid 19.

Menghadapi wabah ini perlu penanggulangan secara cepat, tepat dan bersemangat. Ikhsan dalam berkarya adalah mengerjakan sesuatu dengan baik.

Cakupan ikhsan  :

  1. Ikhsan dalam bekerja, berkarya, bertugas, beramal, berkeluarga, bertetangga, dan sebagainya.

Tujuan berpuasa adalah agar menjadi manusia yang bertaqwa, kalau ada kesalaah memohon maaf.

Firman Allah dalam Al Qur’an, surat An Nahl ayat 90 :

 “  Innallāha ya`muru bil-‘adli wal-iḥsāni wa ītā`i żil-qurbā wa yan-hā ‘anil-faḥsyā`i wal-mungkari wal-bagyi ya’iẓukum la’allakum tażakkarụn”

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Surat An Nahl ayat 128 :

  “  Innallāha ma’allażīnattaqaw wallażīna hum muḥsinụn”

Artinya: Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Surat Ali Imran ayat 134 :

  “ Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-‘āfīna ‘anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn”.

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Orang yang taqwa adalah :

  • Dimasa lapang maupun dimasa sempit suka berinfak.
  • Dapat menahan emosi, menahan amarah
  • Memaafkan kesalahan orang lain.

Dan Allah bersama orang-orang yang suka berbuat ikhsan

Surat Al Rohman ayat 60 :

    “ Hal jazaaa’ul ihsaani illal ihsaan “

Artinya : Tidak ada balasan untuk amal kebaikan selain anugerah Ilahi yang berupa kebaikan pula.

Surat AT Taubah ayat 105 :

“  Wa quli’maluu fasayaral laahu ‘amalakum wa Rasuuluhuu walmu’minuuna wa saturadduuna ilaa ‘Aalimil Ghaibi washshahaadati fa yunabbi’ukum bimaa kuntumTa’maluun “

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

 Di masa wabah corona yang belum mereda, kita perlu menjaga ikhsan dalam berkarya agar semakin menguat di hati kita.

Muraqabah  : menanamkan kesadaran pada diri sendiri, bahwasannya senantiasa dalam pengawasan Allah. Karena sifat Allah Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Surat Al Azab ayat 52 :

  “ Lā yaḥillu lakan-nisā`u mim ba’du wa lā an tabaddala bihinna min azwājiw walau a’jabaka ḥusnuhunna illā mā malakat yamīnuk, wa kānallāhu ‘alā kulli syai`ir raqībā  “.

Artinya: Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.

  1. Ikhsan adalah sembahlah Allah, beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya, sekalipun kamu tidak dapat melihatNya tetapi sesungguhnya Allah itu Maha Melihat.
  2. Muhasabah adalah melakukan perhitungan atau evaluasi . Tiap hari secara pribadi hendaklah melakukannya, menurut kelonggaran masing-masing. Hal ini sangat baik bagi perbaikan mendapat inspirasi yang baik, apa yang akan dilakukan di masa depan.
  3. Niat yang Ikhlas, niat yang Tulus.

Salah satu hadist  :  “innamal a’malu binniyat artinya adalah “sesungguhnya segala perbuatan  itu tergantung kepada niatnya “

Sebelum melakukan sesuatu baik perbuatan, sikap dan lainnya, semua tergantung niat tulus untuk mendapatkan keridhoan –Nya semata, bersih dari Riak. Karena Riak akan menghalangi amalan diterima oleh Allah SWT, sehingga jauh dari pahala.

  1. Dengan etos kerja dan profesionalitas fitrah, dan lain-lain. yang tinggi.

Rasulullah SAW dalam salah satu hadist yang artinya “  Sesungguhnya Allah SWT menyukai bila seseorang bekerja atau beramal, dia melakukan dengan sebaik-baiknya.

  1. Pemanfaatan hasil.

Hasil yang diusahakan  setelah dapat diraih, maka harus diihtiarkan  pemanfaatannya, penggunaannya secara baik di jalan Allah SWT. Tak perlu seluruhnya, tapi sebagian dipergunakan buat shodaqoh, zakat. Dari sebagian dikeluarkan untuk Zakat mall, zakat fitrah., dan lain-lain.  Harta yang di dapat sudah dengan cara yang baik, diridhoi Allah SWT, seharusnya dimanfaatkan  secara baik yaitu untuk berbuat kebaikan, sebagian harta dipergunakan untuk Shodaqoh.

Menumnuhkan Nilai-nilai Ajaran KH Ahmad Dahlan

Di Tengah Pandemi Covid  Semangat Dakwah KH Ahmad Dahlan diakui umat Islam sendiri maupun di luar umat Islam, bahwa KH Ahmad Dahlan :

  1. Mempunyai semangat yang luar biasa
  2. Kepedulian KH Ahmad Dahlan terhadap masyarakat yang lemah dan tertinggal dari berbagai aspek.
  3. Jiwa kepeloporannya yang luar biasa.
  4. Keberaniannya yang luar biasa.
  5. Rasa tanggung jawabnya, yaitu dengan menjual barang-barang untuk mengembangkan pergerakan.
  6. Pandangannya yang jauh kedepan melintasi zamannya.

Nilai-nilai KH Ahmad Dahlan perlu diteguhkan, karena nilai-nilai yang diajarkan KH  Ahmad Dahlan adalah nilai-nilai yang diyakini luar biasa kalau itu ditegakkan, karena akan terjadi sebuah perubahan. Dan perubahan itu akan menjadi lebih baik  dari kondisi yang sebelumnya. Nilai-nilai yang diajarkan KH Ahmad Dahlan dalam kontek pendidikan ekonomi, seni, Sosial Budaya, Lingkungan, dan sebagainya.

Dalam kontek Pendidikan :

Pendidikan KH Ahmad Dahlan konsepnya harus diarahkan, diupayakan supaya hasil pendidikan itu :

  1. menjadikan setiap orang berakhlak mulia, atau pendidikan budi pekerti yang luhur.
  2. Ahli Ilmu dalam bidang Agama. Alim dalam bertaqwa termasuk ilmu.
  3. Luas pandangan dan memahami ilmu-ilmu keduniaan.
  4. Semangat untuk memperjuangkan agar masyarakat itu berubah menjadi

Lebih baik , sehingga tidak untuk dirinya sendiri, tetapi semangat    bagaimana menjadikan masyarakat itu lebih baik. Kh Ahmad Dahlan terkenal dengan tujuh Falsafah Hidupnya, Hal ini penting dalam hidup ketika kita melihat, mendengarkan, mengalami hal-hal yang diungkapkan KH Ahmad Dahlan terkait model-model kehidupan masyarakat saat itu.

7 Falsafah Hidup  :

1.Manusia hidup di dunia ini untuk bertaruh kehidupan sesudahnya. Mau di   surga atau neraka.

2. Berwatak angkuh. KH Ahmad Dahlan melihat manusia itu berwatak angkuh, takabur, tak mau bermusyawarah, dan lain-lain.

3. Manusia sering melakukan pekerjaan yang berulang-ulang kemudian   menjadi tradisi. Kalau pekerjaan itu benar, diulang-ulang itu bagus. Tapi

   kalau pekerjaan itu salah dan tak mau diluruskan itu susah, dan inilah  yang menjadi persoalan.

4. Setiap manusia harus berusaha untuk mencari atau mencapai target pemahamannya tentang sesuatu yang hakiki yang autentik, yang benar.

5. Kebiasaan manusia tidak berani memegang teguhprinsip yang diyakini sudah benar.

6. Kebanyakan manusia belum berani berkorban apalagi berkorban harta, iwa djan raganya.

7. KH Ahmad Dahlan memandang bahwa belajar ada 2 : elajbar teori atau ilmu pengetahuan dan belajar bagaimana beramal.

Dalam kondisi seperti ini, sejauh mana kita mempunyai keteguhan  hati untuk kita memegang prinsip-prinsip ajaran KH Ahmad Dahlan itu.  Nilai-nilai itu akan mendasari beberapa aturan dan menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh warga Muhammadiyah termasuk para pengelola amal usaha Muhammadiyah. Dengan kondisi covid, sejauh mana warga Muhammadiyah yang memiliki ketaatan. Masih ada yang meragukan hal-hal yang sifatnya menjadi keputusan  dan kebijakan perserikatan. Masih ada sekitar 30 persen warga perserikatan yang tidak mentaati kebijakan pimpinan. Kalau terkait dengan keputusan adalah melalui sebuah proses musyawarah, di majelis tarjih yang mempunyai kewenangan. Proses itu dilakukan orang banyak dan para ahli, istilahnya proses Istihad Jama’i, untuk memutuskan sesuatu yang mungkin perlu diputuskan. Termasuk keputusan di saat seperti ini kita harus tarawih, Jum’at an, melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, lain dari keadaan normal. Warga Perserikatan sangat ideal mematuhi kebijakan-kebijakan Perserikatan yang merupakan hasil istihad jama’i.

Kontributor:

Endang B. Sukeni (Pustakawan UAD Kampus 5)