SHARING TAMAN BACAAN MASYARAKAT DENGAN WARGA KECAMATAN GEDANGSARI
Kamis/15Februari 2018 Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerjasama dengan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode LXV TA 2017/2018 mengadakan sharing pentingnya Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Gedangsari Gunung Kidul pada pukul 13.30 WIB. Para peserta yang terdiri dari 30 penduduk lokal setempat dan 30 pendamping di setiap unit KKN. Pihak Kecamatan yang diwakili oleh Sekertaris Kecamatan menyabut baik adanya sharing TBM ini. Harapan beliau gemar membaca membudaya [lagi] seperti pada masanya. Hal tersebut senada dengan Sambutan dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gedangsari yang sangat sepakat bahwa untuk membangun generasi cerdas dapat dimulai dekatnya dengan buku bacaan.
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama yakni Bapak Drs Tedy Setiadi, M. T selaku pemateri menyampaikan materi dengan judul Membangun Gerakan Minat Baca untuk Kemajuan Bangsa. Ada hal menarik dalam penyampaian materi Bapak Kepala Perpustakaan UAD ini, beliau memberikan contoh dan gambaran bahwasanya banyak tokoh-tokoh penting dan berpengaruh di dunia ini yang memiliki sejarah senang membaca. Proklamator Republik Indonesia (RI) misalanya. Presiden pertama RI dikenal memang gemar membaca. Gemar membaca inipun yang disinyalir dapat memperkuat wawasan serta sudut pandang yang berujung terhadap mudah dalam bersosialisasi dan mengambil keputusan.
Pemateri kedua yakni Ana Pujiastuti, SIP yang menyampaikan materi dengan judul Taman Bacaan Masyarakat: Sarana Pembelajaran Sepanjang Hayat. Dalam materi ini titik tekannya terletak pada praktek bagaimana pengelolaan TBM yang baik yang terdiri dari pengadaan koleksi hingga pelayanan koleksi. Lebih dalam lagi, materi ini diperluas mengenai cara mengelola dan menghidupkan TBM agar semakin bermanfaat dan menarik masyarakat yang berujung terdapat animo masyarakat yang pada akhirnya TBM dapat dijadikan media pembelajaran sepanjang hayatnya. Kegiatan yang dapat dilakasanakan di TBM tidak harus seputaran buku, lebih dalam lagi pengelola TBM dapat memanfaatkan TBM untuk melatih keterampilan tangan untuk anak-anak, membatik untuk ibu-ibu, praktik membuat blog untuk pemuda/i ataupun teknik mengelola tambak lele untuk bapak-bapak. Dengan keikutsertaan masyarakat dalam menghidupkan TBM akan berimbas terhadap ke-eksistensian TBM yang berujung terhadap kemajuan dan keberlangsungan TBM.
Kegiatan sharing TBM semakin seru ketika ada salah satu perwakilan dari Perpustakaan Desa Ngalang Gunung Kidul. Ibu Sri berbagi pengalaman mengelola Perpustakaan Desa Ngalang dengan berbagai macam kegiatannya. Ngalang Membaca adalah salah satu icon yang dapat diadopsi oleh masyarakat. Hal tersebut sangat sinergi dengan munculnya TBM di sekitar Kecamatan Gedangsari. TBM yang konotasinya lebih luwes dan lebih dekat untuk memberdayakan kegiatan masyarakat akan maksimal jika adanya dukungan dari Perpustakaan Desa dalam konteks ini yang notabennya memiliki koleksi yang lebih banyak. Pada prinsipnya TBM maupun perpustakaan memiliki tujuan yang sama sebagai salah satu media untuk meningkatkan kesadaran budaya baca yang berujung terhadap budaya berfikir luas dan peka terhadap lingkungan sekitar. (ap)