Sugeng Tindak Pak Darto

*Subagio

Pak Darto, begitulah kami biasa menyapa beliau. Nama lengkapnya Drs. H.M. Sudarto M.Ag. mantan kepala Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan. Sosok seorang yang bukan sekedar pemimpin,  namun kami anggap juga sebagai seorang Bapak berhati lembut, dosen pengajar yang berdedikasi dan kepala dalam ruang kerja yang selalu tersenyum ramah kepada bawahannya.

Kisah-kisah yang begitu tampak sederhana yang diceritakan karyawan yang pernah berkomunikasi atau selama berinteraksi secara langsung dan tidak langsung dengan pak Darto seperti kolase potongan-potongan kesaksian yang membentuk sosok pemimpin sederhana, hangat, murah senyum , apa adanya, bijaksana, bersemangat, gigih, dan seorang muslim yang taat kepada Tuhan-nya.

Dalam banyak hal, pak Darto adalah sosok teladan yang menginspirasi kebaikan. Ketulusannya dalam menjalin hubungan antar sesama,  Beliau ajarkan dengan gemarnya menyapa dan bersilaturrahmi di ruang-ruang kerja kami. Beliau hormat kepada para pimpinan dan suatu kala tidak sungkan untuk menegur bapak-bapak yang bertugas dibagian parkir maupun staff kebersihan, semuanya dirangkul dan diperlakukan dengan baik.

Tidak sebatas itu saja, Beliau juga bersahabat dengan tokoh-tokoh terkenal diantaranya pak Amien Rais, mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Persahabatan dengan pak Amien, sering beliau ceritakan kepada kami berawal dari perjuangan Beliau bersama mantan tokoh Muhammadiyah itu saat menempuh Pendidikan di kota pelajar, Yogyakarta. Pak Amien dan pak Darto pernah satu kost, menjalani kehidupan susah dan senang. Menuntut ilmu agama dan beraktifitas di amal persyarikatan Muhammadiyah.

Pergaulan pak Darto tidak hanya di lingkup tempat kerja,  namun di masyarakat Beliau terkenal sebagai penggerak dan sekaligus ustadz yang mengajarkan ilmu agama kepada jama’ ah Masjid Jami’ Al-Maulani Teguhan Kalitirto Sleman DI Yogyakarta. Masih terngiang dalam ingatan penulis,  begitu bersemangatnya pak Darto mengusahakan berdirinya menara masjid Jami’ Al-Maulani.  Mencari donator, menghubungi teman-teman kolega untuk pengumpulan dana Pembangunan masjid. Cita-cita beliau memajukan Islam di Teguhan diawali semangat  syiar Islam untuk mencerahkan masyarakat ditandai dengan berdirinya Menara masjid Jami’ Al-Maulani yang menjadi symbol keteguhan perjuangan dan tegaknya amar ma’ruf nahi munkar. Pribadi, perjuangan dan keteguhan, dedikasi beliau dalam dunia Pendidikan dan kemajuan Islam patut menjadi contoh teladan bagi kita semuanya.

Kini, kami tidak bisa lagi merasakan sapaan akrab pak Darto. Bak Semburat orange di ufuk barat, membentang sepanjang cakrawala senja perlahan turun menyapa bersama semilir angin yang menggoda. Ada sebuah pesan yang teramat dalam kala hari kian memetang  saat suara azan maghrib berkumandang bergegas pintu dan jendela bertutupan seolah mengisyaratkan waktu kehidupan telah berakhir. Tepat hari Ahad, 10 Februari 2024 pukul 16.32 saat malaikat senja turun ke bumi, pak Darto menghembuskan nafas terakhir dengan tenang menemui Rabbnya.

Kami bersaksi dengan kebaikan dan sujudmu di hamparan sajadah bahwa engkau hamba Allah yang sholeh dan orang tua yang sulit untuk kami lupakan.

Kullu Nafsin Dzaiqatul Maut. Engkau mendahului kami untuk bersama jiwa-jiwa mendekap hati lalu pergi menemui zatNya. Kami yang masih hidup akan menjemputmu suatu nanti.