Belajar Tawadhu’ dari Budaya Mengaji

Budaya mengaji di Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merupakan wujud dari implementasi dari amar ma’ruf nahi mungkar. Para pustakawan tidak hanya sekedar mengaji namun juga belajar tajwid serta makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Budaya mengaji ini akan berjalan dengan lancar apabila terdapat komitmen pada diri masing-masing pustakawan untuk selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri salah satunya melalui aspek rohani. Para pustakawan tidak hanya mengejar aspek perkembangan dunia kepustakawanan, melainkan juga mengejar bekal untuk hidup mulia melalui perbaikan bacaan Al-Qur’an dan keinginan untuk menelaah makna yang terkandung di dalamnya.

Atmosfir ini mendorong para pustakawan untuk selalu tawadhu’ atas ilmu yang diperoleh. Tawadhu’ ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabur (sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita. Tawadhu’ merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia, jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu’, karena tawadhu’ merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam (Tawadhu’, 2022).

Menurut Rozak (2017) orang yang tawadhu’  menyadari  bahwa  apa  saja yang dia miliki,  baik bentuk  rupa yang cantic atau  tampan,  ilrnu pengetahuan,  harta  kekayaan, maupun    pangkat dan kedudukan dan lain-lain sebagainya,  semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nahl:53, yang artinya: “dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan  bila  kamu  ditimpa  oleh  kemudharatan,  Maka  hanya  kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”

Apalagi disaat pujian dan ketenaran mulai datang menghampiri kita, maka terasa semakin sulit bagi kita untuk tetap bisa menjaga kemurnian amal shaleh kita, tanpa terbesit adanya rasa bangga dihati kita. Di sini lah sangat diperlukan tawadhu’ dengan menyadari sepenuhnya, bahwa sesungguhnya segala amal shaleh, amal kebaikan yang mampu kita lakukan, semua itu adalah karena pertolongan dan atas ijin Allah Swt (Tawadhu’, 2022)

Pencapaian prestasi yang sudah diraih oleh Perpustakaan UAD akan lebih bermakna jika diiringi dengan adanya peningkatan spiritual dari para pustakawan. Harapannya ketika sisi spiritual para pustakawan matang maka langkah yang diambil oleh para pustakawan akan selalu dilindungi olehNya. Pustakawan UAD akan terhindar dari kesombongan dan selalu mengutamakan adab. Budaya mengaji ini akan menjadi perisai pustakawan dari hal-hal negatif yang berpotensi merusak fokus dalam bekerja dan beribadah.

Referensi:

Rozak, P. (2017). Indikator Tawadhu dalam Keseharian. Madaniyah, 7(1), Article 1.

Tawadhu’: Pengertian, Dalil, Contoh dan Hikmah. (2022, November 14). https://an-nur.ac.id/tawadhu-pengertian-dalil-contoh-dan-hikmah/

Kontributor:

Ana Pujiastuti (Pustakawan UAD Kampus 4)