Pengajian Dosen dan Karyawan UAD

Ustadz: Drs. H. A. Dahlan Rais, M. Hum

Hijrah adalah suatu titik balikdari keadaan yang luar biasa susah beratnya bagaimana Nabi Muhammad S.A.W dihina, diancam mau dibunuh, disia-siakandi Mekah dan  sampai di Madinah di elu-elukan, dihormati dan dianggap sebagai pemimpin dan panutan. Sebuah perubahan yang sangat nyata. Makna lain dari hijrah adalah tidak ada sebuah kemenangan, kesuksesan, keberhasilan, tanpa kerja keras, tanpa kesungguhan yang tiada batas. Hijrah harus didasari tekat yang kuat, tidak boleh ada kata menyerah. Harus kita tanamkan bahwa hidup itu memang sebuah perjuangan dan kita harus siap melakukan meskipun itu sesuatu yang berat.

Inna ma’al-‘usri yusrā

Artinya, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” :

  • Setelah 13 tahun dalam penuh tekanan, siksaan maka muncullah keadaan yang terang benderang setelah kegelapan melalui peristiwa hijrah.
  • Pendidikan sudah berada di level yang luar biasa.

Contohnya : Perkembangan Hand phone yang luar biasa.

Namun pemanfaatan ilmu yang kadang tidak pas, contoh : negara-nagara besar berlomba-lomba membuat senjata, nuklir,  yang faktanya dipergunakan untuk mkembunuh sesame mausia. Hal ini menunjukkan pendidikan pada level global tidak berhasil, karena keserakahan yang menonjol. Hal itu menyebabkan kecemasan  dan kemiskinan pada sebagian besar umat manusia. Kegagalan pendidikan dunia memberikan peluang Pendidikan Islam. Peluang kepada Pendidikan Muhammadiyah untuk bergerak, bagaimana kita harus menyajikan pendidikan yang akan membawa kesejahteraan, kemakmuran, kesamaan, kesetaraan sesame manusia, kesejajaran di muka hukum, peran ilmu yang luar biasa. Menuntut ilmu itu proses pembelajaran secara lebih luas harus dengan nama Allah, karena Allah dan untuk Allah. Didikan Muhammadiyah lebih unggul , bagaimana kita menghasilkan output, bagaimana lulusan kita ini kita didik dengan sebaik-baiknya  dengan 4 urutan :

  1. Iman
  2. Akhlak
  3. Ilmu
  4. Amal.

Dakwah dan pendidikan mempunyai basis  dan gagasan yang sama. Mengajak, berseru ikutlah ke Jalan Allah dengan cara- cara yang baik. Muhammadiyah dan Aisyah  akan bertumbuh. KH Ahmad Dahlan seluruh hidupnya diabdikan, didedikasikan untuk agama,  untuk Muhammadiyah. Barangkali kita tidak bisa meniru seluruhnya, tetapi kita harus bisa meniru sebagian.

 

Kontributor:

Endang B. Sukeni (Pustakawan UAD Kampus 5)